Sabtu, 11 Agustus 2012

Cerpen (Kisah yang sama dengan judul yang berbeda)


Malam ini untuk malam yang kesekian diakhir sabtu aku menantikan handphone ku berdering. Yang aku nantikan adalah telpon darinya atau pesan singkat darinya atau sekedar miscall saja, ntah perasaan apa yang merasuki ku sekarang kegamangan ini dan kegalauan ini terasa menyakitkan, disudut meja riasku aku menatap diriku apa yang sedang aku pikirkan saat ini untuk beberapa saat rasanya hatiku remuk redam. Ahh, tapi aku mencoba menepis bayangan itu semakin kuat aku mencoba melupakan bayangannya, bayangannya terus mengikuti langkahku bahkan pikiranku saat ini. Apakah begitu istimewanya sosok dia sehingga aku sangat memujanya bahkan melebihi diriku sendiri….

*****************************************

Aku bermain-main dibawah alam sadarku menari-nari diatas roda-roda kertas bercengkrama dengan burung-burung yang berkhias disudut lemari kacaku. Lihatlah diriku begitu kumal dan lusuh. Tampak kerapuhan disudut bola mataku yang kosong aku hanya mendermakan kata-kata, baris tiap baris dari seorang motivator  lewat situs yang kubaca hanya kata-katanya yang menyemangatiku sesaat. Bahwa aku teringat pesan beliau lewat tulisannya disebuah situs internet :
“wanita baik-baik akan mendapatkan lelaki yang baik-baik pula”
Ini persoalan tentang hati, pikiran dan cinta alam bawa sadar yang bermain. Kubaca berulang-ulang setiap kata-kata itu, sedikit menguatkanku. Aku takut!!!!!!!! Sangat takut dengan diriku sendiri meskipun begitu aku tak pernah menyalahkan diriku sendiri tak pernah berusaha mengerti kekuranganku bahkan juga tak berani menganggap kalau aku salah. Toh apa buktinya sekarang…  kalau sekarang aku sering jatuh ketempat yang sama aku bahkan lebih buruk dari seekor keledai..
Lagi-lagi aku menyukai sesosok laki-laki yang salah players, bad boy, looser….
Ataukah memang kesalahan dariku sendiri sehingga aku layak mendapatkan ini mendapatkan lelaki semacam itu, apakah perilaku ku sangat buruk sehingga aku selalu jatuh dilubang yang sama ataukah aku yang selalu memandang seseorang hanya dari covernya belaka saja sehingga aku selalu terjebak disituasi yang sama, ataukah tuhan telah menyiapkan sosok pasangan yang terindah untuk ku kelak sehingga aku diharuskan mengalami hal yang sama ataukah aku yang tak pernah belajar dari masa lalu sehingga aku dipermainkan keadaan. Untuk jatuh kelubang yang sama sangat menyakitkan bagiku ini kali ketiga  dan aku tak pernah berfikir bahwa setiap yang aku lalui pada intinya sama, dan itu terjadi…
Mungkin banyak orang pernah mengalaminya mungkin ini kasus yang lumrah namun ntah kenapa rasanya sakit sekali hati kecilku ini merintih untuk mengatakan sudah cukup sakit, sakit sekali.
Berkali-kali dipermainkan mengatas namakan cinta, kasih sayang lalu penghianatan,  untuk luka yang kau beri untuk rasa yang terkasih untuk cinta, harta dan segala yang kupunya memuja atas nama sebuah cinta berharaf damai didalamnya dalam sebuah ikrar yang bahagia, namun hanya sebuah dusta yang kini jadi derita. Salahku mengapa harus selalu percaya, percaya pada pendusta cinta, pendusta yang mengatasnamakan cinta untuk pemuas nafsunya… melebihi binatang-binatang jalang*
Lalu aku yang merasa terluka apa pantas masih bisa disebut suci hatinya, terkadang aku berfikir apakah diriku ini layak untuk dibenarkan ahh, aku pun menikmatinya saat aku sedang terbuai dalam kedustaannya, air mata yang meleleh ini seakan tiada artinya saja hanya sampah semu yang tiada berguna aku merasakan sebuah dilemma, tiada berdaya dan lemah aku merasa rendah diri dan tiada berdaya tidak punya apa-apa dan hanya menjadi luka-luka apakah selamanya aku hanya menjadi sampah yang seperti ini, membusuk dalam rona-rona kehancuran dalam dilemma penghianatan dan dalam kegamangan serta kekecewaan yang mendalam, sakit hati dan perih yang aku rasakan ini sangat berat aku rasakan semenjak aku memutuskan untuk tidak mengulanginya lagi untuk tidak merasakanya lagi yang ada sekarang aku  semakin jatuh dan terperosok kedalam pusaran lubang hitam itu.
Diawali untuk kisah cintaku, kisah cinta pertamaku, kisah cinta yang tak pernah bisa aku lupakan seumur hidupku, untuk seorang remaja sepertiku saat itu yang baru berumur  16 tahun dan belum mengenal apa artinya cinta menemui sebuah cinta sangat asing bagiku apalagi lelaki ini sangat menarik perhatianku, tingkahnya, sifatnya, janjinya serta yang ada pada dirinya sedangkan aku hanyalah sesosok gadis remaja yang lugu-lugunya banyak cinta yang ia berikan padaku kasih yang begitu luas serta kasih sayang kemesraan yang tak pernah aku duga sebelumnya dia sangat memanjakan aku serta menjadi malaikat untuk mengisi kekosongan relung jiwaku, aku bagaikan berada disurga dunia yang tak pernah aku dapatkan dan rasakan. Untuk sebuah take  yang kamu dapatkan berlaku juga give yang kamu berikan begitupula dengan aku yang saat itu sangat polos-polosnya tanpa aku sadari ini adalah awal kehancuran jiwaku, aku tidak begitu suka melakukannya tetapi dia sangat menginginkannya setelah hampir satu tahun kujalani rupanya aku baru tau kalau itu kekurangannya dan aku diwajibkan mengalah saat itu. Ntah apa yang aku pikirkan tapi seakan aku mengiakanya, apa yang ia maksudkan karena budi yang telah ia tanamkan selama ini, aku hanya bisa bergumam aku pasti bisa..
Lama- kelamaan aku mulai bosan, jenuh dengan sifatnya yang buruk itu aku merasa jijik dan ingin meludahinya, tapi aku tak bisa karena aku mencintainya aku tahu aku salah, salah dalam memilih dan mencintai sampai pada akhirnya aku ingin keluar dan meneruskan hidupku aku pikir inilah jalan terbaik dan benar yang mesti aku putuskan saat itu,tibalah saatnya aku ingin mengutarakannya namun apa yang aku dapati disaat  untuk kurun 1 bulan lamanya aku pergi menenangkan diriku ternyata dia berselingkuh dibelakangku dia kembali dengan mantan pacarnya dan akhirnya kami berpisah aku menyerah untuk sakit yang kutahan dan kutanggung ini. Sakit  hatiku itu kurasakan 1 bulan hingga 1 tahun lamanya aku tak menyangka sosok dewa bahkan malaikat kecil dihatiku tega berdusta dan membohongiku segala janjinya bahkan setiap perkataannya kepadaku, aku mencoba melupakan dan memaafkan setiap kekurangannya karena bagiku dia adalah bagian dari diriku sendiri namun yang aku dapatkan hanya luka penghianatan yang pedih sakit sekali dikhianati cinta pertamamu yang mengajarkan arti surga dunia sesaat bagimu. Tak lama setelahkami berpisah dengan bangganya dia membawa pacarnya kehadapanku membonceng tambatan hati barunya itu untuk mengisyaratkan bahwa dia adalah pemenang dan aku telah sia-sia untuk keputusanku, setiap kemesraannya membuat luka dihatiku, aku hanya bisa diam terpaku, lari, menangis dan menjadi pecundang disituasi tersebut.
Dua tahun berlalu aku mulai bisa melupakannya dari tragedi stress dan ingin melakukan percobaan bunuh diri dariku, aku sudah tidak kuat dan tidak sanggup lagi hidup sebagai sampah dan tidak berguna, setelah dorongan orangtua  dan dorongan guru spiritualku aku pergi meninggalkan kotaku pergi ketempat jauh dmna aku bisa memulai lembaran yang baru hadir sebagai kertas yang putih dan siap untuk diisi dengan tinta yang  mana apakah hitam untuk kembali kedunia hitamku ataukah biru untuk kegiatan positip lagi bermanfaat selanjutnya. Cukup  antusias aku menjalaninya hari-hari yang tenang, teman yang baru, aktivitas yang baru,dan segudang harapan yang baru. Namun miss berikutnya yang tidak pernah aku sadari adalah aku kembali jatuh cinta kepada seorang pria yang pada mulanya aku hanya ingin membalas dendam kepada setiap pria aku merasa jijik melihat mereka namun aku tidak menyadari bahwa apa yang aku ambil ini sangat beresiko aku kembali mendapatkan luka, luka yang ingin aku kubur dalam-dalam luka yang ingin aku tinggalkan dan aku kembali lagi jatuh kedalamnya, lagi-lagi penghianatan setelah aku rasa dia cukup berbeda dia sosok yang baru dan dia adalah the real jodoh aku tapi tak sengaja aku menemukan bukti bahwa dia berselingkuh dengan wanita lain,lagi-lagi hatiku hancur dan merasa kapok untuk jatuh cinta, untunglah ada sosok temanku yang menguatkan aku untuk tidak lupa kepada tuhan, yaitu ALLAH SWT siapa lagi kita meminta kalau bukan pada NYA, lalu  aku meminta dan bertobat untuk semua yang telah aku jalani dan lewati, ternyata tuhan sangat sayang pada hambanya yang ingin selalu dekat dengannya dia mendamaikan hatiku dia mengabulkan pintaku disitu aku berjanji bahwa aku siap jatuh kelubang yang sama apabila aku sempat melupakan NYA lagi…
Datanglah sesosok laki-laki biasa saja bukan tipeku tapi dia sangat baik padaku, allah memberikan hadiah yang sangat indah untukku  tapi aku tidak pernah menyadarinya masih saja aku mengeluh dan ingin mencari yang lebih daripadanya karena aku merasa dia tidak pantas untukku aku lebih memilih yang lain dari padanya. Padahal ia menerima aku apa adanya, namun aku, yang tak bersyukur dan meninggalkannya karena ada laki-laki lain yang aku rasa lebih pantas bersamaku dan ia pun berlalu….
Aku tak mengerti dari setiap langkahku setiap perkataanku, sebagai manusia biasa dan gamang dalam urusan keduniawian aku kembali menjauh dariNYA, aku mulai silau dan lupa akan semua asalku aku kembali masuk dalam dunia keduniawian aku terbuai dalam indahnya surga dunia, maka untuk setiap doa yang telah terijabah aku mendapatkan karma ku lagi, untuk yang ketiga kalinya aku melakukan hal yang sama bahkan tanpa disertai rasa takut nalar dan logika tidak lagi bermain hanya perasaan sesaat dan kesenangan yang merajai  aku dibawah lingkaran setan yang ingin aku tinggalkan hingga sampai akhirnya lelaki itu pergi meninggalkanku dan kembali kepada mantannya mengingatkan aku akan kisah lama yang ingin aku lupakan atas semua janji manisnya dan bujukannya untuk meninggalkan seorang lelaki yang baik hatinya yang hanya bermodalkan sebuah pespa, sedangkan ia meninggalkan penyakit yang aku harus derita selamanya.  Ya  allah, hambamu ini lemah dan berfikir sangat tidak rasional hamba MU ini hanya mengejar duniawi saja, ampuni aku ya allah pernikahan kami batal dan dia pun meninggalkanku untuk kembali pada pacarnya. Sedangkan aku hanya terdiam menangis dalam sebuah penyesalan yang terdalam nasi kini telah menjadi bubur…

Inti sari yang dapat kita ambil dari cerita diatas adalah bahwa setiap orang bahkan sebagai contoh wanita ataupun pria hendaknya kita menjadi seorang yang bersyukur, membentengi diri kita dengan agama dan kepercayaan yang kuat yakinlah tuhan selalu bersamamu, doa orangtua mu, muslimin dan muslimat hendaknya kita berfikir  dan menggunakan akal sehat kita serta belajar dari pengalaman masa lalu, pelajaran dimasalalu adalah guru yang terbaik, bukan jatuhmu yang penting tapi bangkit mu yang penting. Semangatlah dan lanjutkan hidupmu…. Bahwa ada  ALLAH yang sangat menyayangimu...

Sabtu, 04 Agustus 2012

sebuah cerpen karya pertamaku diblog ini.... silahkan dibaca


BELUM ADA JUDULNYA MOHON DIKASIH SARAN BAGI PEMBACA BLOG

Sore ini antara keremangan dan sejuta rasa yang aku sendiri bingung untuk menterjemahkannya. Kebingungan ini terus menerpaku sampai detik ini. Entah apa yang aku bingungkan pikiran ini terus bermain- main dipikiranku. Kutatap langit sore ini mendung  tak  berkabut langit tampak begitu suram dan sesekali burung dari cakrawala langit berterbangan menantikan kumandang adzan. Tatkala ada dua lelaki remaja yang dengan bersegera pergi menuju suraunya, dengan memakai kemeja dan sarung pemberian ibunya. Yah! Mereka sedang berjuang demi sebuah cita- cita. Sosok lelaki pertama penulis coba sebut dengan nama rian saja. Selanjutnya lelaki yang kedua dengan nama pandu laksana. Kedua remaja tanggung ini pergi ke negeri orang untuk mengadu nasib demi sebuah terciptanya cita- cita. Entahlah siapa yang akan menjadi pemenang berikutnya apakah keduanya ataukah seorang saja yang mampu bertahan disana.untuk beberapa lamanya mereka tengah berusaha dengan segenap cita dan asa serta derita dan daya. Persahabatan mereka sangat dekat bagaikan buah yang bercabang dua. Hingga datanglah seorang dara nan cantik jelita sebut saja bunga. Bunga yang rumahnya tak jauh dari tempat naungan mereka sekarang. Mereka hanya mampu saling pandang saja maklum sang dara anak terpandang ditempat itu sedangkan si pria bukanlah siapa- siapa. Genap tujuh bulan terasa kini kedua saudara itu mapan sudah sebuah cita- cita berhasil digengamnya dengan bangga serta berlinangan air mata pulanglah mereka butuh waktu yang lama untuk membuktikan semua atas segala usaha dan cita- cita akhirnya berbuah manis sudah. lima tahun lamanya mereka berpisah baik sosok rian maupun pandu laksana. Tugas yang diemban demi sebuah cita- cita negara dan bangsa. Akhirnya tuhan kembali mempertemukan mereka disebuah kota tempat awal dulu mereka bersama- sama melebur dalam asa.

“Kopi ini masih tetap terasa nikmat dimulutku rian. Bagaimana menurutmu?” ujar  pandu laksana terhadap teman lamanya itu.
“tentu saja pandu, aku tetap tidak lupa ketika kamu menikmati setiap goreng- gorengan bu surti, waktu itu kamu makan lima tapi mengaku dua” ujar rian dengan tertawa meringis.
“ah kamu masih ingat saja rian,, itu masa lalu maklum uang sangat pas- pasan perut sudah gak bisa diajak kompromi lagi hahahaha”  pandu laksana pun kembali menimpali
“Oh ya, rian kamu masih ingat dengan anak gadis yang setiap sore kita ganggu namun hanya berani menatap dara ayu itu dari kejauhan kamu masih ingat tidak, siapa itu namanya emmm bunga ya bunga namanya, ingatkah kau rian?”
“tentu saja tak mungkin aku lupa, dengan segala keisenganmu pandu!”
“Bagaimana kalau kita menjumpainya?” pandu bergegas dan menarik- narik lengan rian seolah ingin tau kabar dara itu sekarang.
“ah, untuk apa pandu ini sudah 5 tahun lamanya, mungkin dia sudah dipinang orang lain dan mungkin juga sudah punya anak. Ingat pandu kita ini bukan siapa- siapa, tidak sebanding dengan keluarganya.” Rian pun kembali meneguk segelas kopinya berusaha menenangkan dirinya yang mungkin saja tengah kecewa.
“ahh!, lemah kali kau ini rian kita ini sekarang sudah punya pangkat pekerjaan yang layak dan bisa itu kasih makan anaknya. Sudahlah kawan jangan menyerah begitu walaupun dia bukan jodoh kita aku Cuma mau lihat dia saja dari kejauhan  itu saja tidak akan aku ganggu anak gadis orang, eh salah maksud ku istri orang. Itupun ia kalau dia sudah dipinang orang, kalau belum kuajak kau taruhan buat mendapatkan dia. Gimana setuju tidak kau. Ayolah jangan sia- siakan malam ini sudah lamanya kita tidak berjumpa sekarang butuh penyegaran otak sedikit kawan. Kita ini sudah cukup umur dan sudah pantas menikah toh! Jelas pergi terus kita!”
Dan merekapun segera berlalu, malam itu menjadi malam yang panjang bagi mereka dan mereka lalui dengan penuh nostalgia kenangan lama mereka.

Dan tibalah dirumah yang dituju rumah sang dara ayu bernama Bunga. Seperti biasa mereka menungu dibalik gang itu kalaupun dulu hanya berjalan kaki karna dengan tidak sengaja melewati rumah sidara, kini dengan tiger 100 lengkap dengan modifan terbaru hamper mirip pembalap saja sang arjuna sudah merasa menaiki kendaraan impiannya. Tak lama berselang keluarlah sidara. Dengan tidak berubah sejak dulu tampak cantik bahkan tambah mempesona sidara tetap indah dimata keduanya dengan jilbab biru mudanya. Duduk diteras rumah sambil membaca sebuah buku. Terpukaulah mata kedua arjuna itu ingin rasanya menanyakan kabar dan statusnya namun tak lama keluarlah seorang lelaki paruh baya yang tak lain dan tak bukan adalah ayahandanya. Tampak berbincang dengan seriusnya mengenai suatu hal. Kedua lelaki ini memberanikan diri untuk menemuinya dengan segala keberanian dan asanya. Hingga pada akhirnya…


“Kalau tahu begini sudah sejak lama kudekati dia rian”. Ujar pandu yang semangat saat sekali saat itu, bagaimana tambah cantik bukan. “Aku berani bertaruh kau pasti juga tertarik olehnya?” dan merekapun berlalu


semenjak awal pertemuan itu mereka terlihat lebih intens bertamu kerumah sang dara. Hingga terdengarlah kabar bahwa pandu akan melamarnya. Dan ternyata ayahanda sang dara pun menyetujuinya. Segala sesuatu sudah direncanakan hingga semua hampir rampung sudah persiapan sudah 75% sudah.
Bagaimana dengan sang dara?
Apakah beliau juga menyetujuinya?
Sebagai anak yang manut terhadap orang tuanya sang dara manut saja namun bagaimana dengan impian sebenarnya entahlah yang tahu hanya sidara saja, karena  bagi dara membahagiakan kedua orangtua adalah sebagai balas budi baginya atas kasih sayang dan cintanya selama ini sedangkan baginya pilihan orangtua adalah pilihan terbaik baginya yang mampu  menuntunnya kearah kebahagiaan kekal baginya hingga ajal menjemputnya apalagi kalau bukan keluarga.

Bagaimana dengan nasib rian dan kisah cintanya?

Rian…. Rian…. Rian …. Dimana kau? Dengan suara setengah menjerit tampaknya pandu laksana sangat bingung dengan napasnya yang terengah- engah  seperti beban berat yang sedang menimpanya. Disudut kosan rian dengan sabar dan kebingungan pandu laksan menantikanya pulang.

“Bangun- bangun sudah magrib ayo solat dulu ndu!”
dengan segera membuka pintu dan bersiap akan melakukan salat berjamaah.


“sudah- sudah kamu tenang dulu kalau memang begitu keadaannya.” sembari mengurut dadanya ia mencoba menetramkan sahabat baiknya itu ia mencoba menentramkan suasana menormalkan keadaan seolah- olah tidak terjadi apa- apa saat itu.

“bagaimana mau tenang, kau tahu ini pilihan sulit bagi aku, dikampung aku dipaksa kawin dengan si mira anak toke minyak itu kalaupun aku kawin sama dia segala utang emak bapakku lunas semua, semua telah dipersiapkan keluarga simira dan aku tinggal kawin aja, sedangkan kau tahu aku sangat mencintai si bunga dia pun anak orang kaya serta cantik pula, bagaimana menurutmu saudaraku?” pandu laksana mengerenyitkan dahinya sambil sesekali mengetuk- ngetukan kepalanya seolah sudah bingung sekali.

“aku ingin bertanya padamu pandu apakah kau juga mencintai si mira, jika tidak tetaplah sesuai pilihan hatimu, semua itu harus dibicarakan baik- baik semua akan ada jalan keluarnya”
“ah, kau tak tahu sih rian aku bingung karena si mira itu cinta pertama aku dulu dikampung lagian juga anaknya cantik dan bahenol dia itu kembang desa dikampungku. Lagian banyak jasa orangtuanya aku bisa seperti sekarang ini berkat orangtuanya yang menyuport sebagian dana waktu aku tes dulu banyak kali utang budi keluargaku padanya lagian pula utang mamakku ada seratus juta pada bapaknya, sedangkan sibunga dia memang cantik, berpendidikan anak orang berada bapaknya mayor, itu cita- citaku dulu mendapatkan jodoh seperti itu dan yang parahnya juga sekarang bunga sedang hamil 3 bulan rian”
“apa?” tersentak kagetnya begitu kagetnya rian mendengarnya dengan lemas rian menunduk seolah telah gagal menjaga dan mempercayakan kesucian sang dara, ketika teringat janjinya waktu itu rian telah memutuskan menganggap bunga sebagai adik angkatnya semenjak pandu laksana memutuskan untuk mengejar sang dara pujaan hatinya ia mencoba mengalah demi sang jelita demi persahabatannya dan demi seragam kebanggaannya kini pupus semua sudah.
“itulah rian, tolong aku bingung kali aku, gak mungkin aku nikahi dua- duanya, bisa kacau nanti.”
“sudah kamu apain mira, apakah sama seperti bunga? Kapan terakhir kamu pulang kampung?”
“itulah masalahnya sepertinya ahhhhh pusing aku simira baru ngabari aku kalau katanya dia sudah gak mens 3 minggu alamak anak gadis orang hamil dua- dua aku buat.


BERSAMBUNG....